Sabtu, 13 Mei 2017

Terharu, Aksi Lilin Di Padang Hanya Dilakukan Satu Orang, Simak Kesaksian Ibu Ini

Terharu, Aksi Lilin Di Padang Hanya Dilakukan Satu Orang, Simak Kesaksian Ibu Ini
Taipan99.com 
Aksi lilin untuk keadilan atau aksi lilin untuk Ahok terus terjadi di beberapa daerah. Meski merupakan aksi spontan dan aksi solidaritas, jumlah massa yang hadir terkadang melebihi ekspekatasi. Terakhir adalah aksi lilin untuk Ahok yang memenuhi tugu Pahlawan Surabaya. Massa bahkan menutupi jalan pahlawan saking banyaknya massa yang hadir.

Di daerah-daerah lain juga banyak massa yang hadir dan ikut dalam aksi solidaritas 1000lilin untuk keadilan atau untuk Ahok. Beberapa kreativitas juga bermunculan sehingga foto lilin yang disusun tampak memberikan pesan-pesan tertentu. Sebuah gerakan yang membuat lawan politik Ahok harus gigit jari.

Tetapi hal yang ironis ternyata juga terjadi di beberapa daerah. Seperti di Makassar, aksi 1000 lilin mendapatkan penolakan dan penghadangan. Puluhan orang berartribut FPI membubarkan paksa aksi 1.000 lilin solidaritas untuk Gubernur nonaktif DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, di Anjungan Pantai Losari, Makassar, Sabtu (13/5/2017) sekitar pukul 19.00 Wita.

Penolakan yang tentunya tidak perlu diherankan. Wong Makassar termasuk daerah yang kaum intolerannya tumbuh subur. Acara Zakir Naik pun pernah dilaksanakan di Makassar. Tetapi aksi penolakan di Makassar masih kalah dengan kondisi aksi yang terjadi di Padang, Sumatera Barat.

Aksi lilin untuk keadilan hanya dilakukan seorang diri. Ya, Aksi ini hanya dilakukan oleh seorang Ibu bernama Nurul Indra. Meski melakukan aksinya sendiri, Ibu Nurul ditemani oleh dua orng temannya yang memfoto aksi dan berjaga-jaga siapa tahu ada massa yang datang untuk mengusir mereka.

Berikut adalah pernyataan lengkap atas kesaksian yang dialami oleh Ibu Nurul melalui akun Facebooknya..

Aksi Lilin Keadilan di Padang

Ngga perlu seribu, sejuta atau tujuh juta. Ini bukan sekedar unjuk kekuatan. Tapi unjuk kepedulian, ketulusan, keberanian, dan cinta. Nyatakan cinta dengan lilin. Cinta pada keadilan dan demokrasi. Cinta kepada NKRI.

Dengan 7 lilin plus 1 di tanganku, aku mewakili pecinta keadilan, demokrasi dan NKRI di Padang. Tolong jangan disepelekan. Mari kita pahami. “Kami ngga mungkin melakukannya di sini. Selama ini kami diancam lewat japri, bahkan ada yang ditikam. Polisi pun ngga berani,” ujar seorang kawan ketika kuajak aksi. Kawan lain mengatakan hal yang sama. “Memang pada berani datang?”

Yasudah…aku di sini untuk mewakili. Membangkitkan keberanian.

Kubakar 8 lilin di pinggir jalan. Sambil tengak-tengok kalau-kalau ada haters Ahok, fans FPI, fans HTI, dan fans PKS lewat. Lalu kunyanyikan lagu garuda pancasila sendiri. Sambil ku teriakkan dengan pelan :

Luv U NKRI
Luv U Demokrasi!!!
Tegakkan hukum yang netral dan obyektif
Hapus UU Penistaan Agama
Bebaskan Ahok
Bebaskan pecinta demokrasi di Padang!!!

Aku tidak takut
Aku berani karena sendiri
Jika dengan aku sendiri saja mereka masih nafsu pengen mengintimidasi, membubarkan aku yang seorang diri…
maka akan kuteriaki

Cemen lu, beraninya keroyokan

Pernyataan Ibu ini menunjukkan bahwa ternyata di beberapa daerah yang cukup kuat massa kaum intolerannya, aksi seperti ini bukanlah aksi yang mudah. Ancaman keselamatan bukan isapan jempol karena sudah ada yang mengalaminya. Sungguh sangat mencekam.

Tetapi meski begitu banyak tekanan dan resiko yang akan dialaminya, Ibu Nurul dengan begitu elegan menunjukkan kecintaannya kepada NKRI. Tindakan yang sangat mengharukan dan menyadarkan kita bahwa mempertahankan NKRI itu tidaklah mudah.

0 komentar:

Posting Komentar