Selasa, 28 Maret 2017

Ketika Tuhan Membuka Aib Para Penentang Ahok

Ketika Tuhan Membuka Aib Para Penentang Ahok
Taipan99.com 
Saya yakin dari segala kejadian yang ada di dunia ini pasti ada hikmah yang bisa diperoleh. Mungkin awalnya akan terasa pahit, namun kepahitan itulah yang nanti berbuah kebaikan.

Ketika awal munculnya kasus penistaan agama yang dilaporkan bersamaan dengan momen Pilkada, saya sudah merasakan sesuatu yang janggal. Tapi kita harus akui kalau kehebatan “para aktor politik agamis” sangat pandai memainkan peranannya. Sehingga banyak masyarakat awam saat itu yang sepakat menolak Ahok.

Mereka berkilah tak sepantasnya Ahok yang non muslim menyerempet kitab suci umat muslim. Mereka lupa kalau Tuhan yang menciptakan mereka juga pencipta dari seorang Ahok. Apakah sekalipun yang dikatakan Ahok sesuatu yang benar atas adanya penyalahgunaan dari kitab suci muslim berarti Ahok melakukan kesalahan? Tuhan tidak serendah yang mereka pikirkan. Bisa jadi Dia Yang Maha Kuasa mengungkap kebenaran dari ucapan seorang non muslim atau dari simbol alam semesta. Justru keimanan mereka sendiri yang seharusnya dipertanyakan.

Mereka yang mengaku ibadah dengan khusuk dan selalu menjunjung nilai agama sebenarnya tak paham akan takdir Tuhan. Bahwa segala sesuatu yang Ia gariskan itu sesuai dengan skenarionya di Lauhul Mahfudz. Bahkan sejak kita belum terlahir di dunia.

Kedatangan Ahok di Kepulauan Seribu adalah bagian dari skenario Tuhan. Ucapannya saat itu yang menyinggung kitab suci umat muslim merupakan takdir Tuhan. Menjadi hak Tuhan untuk memilih siapapun untuk mengungkap suatu kebenaran. Tuhan sendiri muak dengan kalamnya yang dijual belikan untuk kepentingan Pilkada dan sebagainya. Kalau dia ingin menunjukkan larangan untuk politisasi ayat Al Qur’an melalui ucapan Ahok saat itu, lantas siapa yang berani membantahnya?

Bahkan kebanyakan mereka yang tak menyukai Ahok saat itu tak sedikitpun berpikir akan skenario Tuhan. Mereka tak memikirkan makna ucapan Ahok. Alih-alih berebut mengakfirkan Ahok karena dianggap tak pantas seorang non muslim menilai kitab suci muslim. Saya tak bisa membayangkan kalau apa yang sebenarnya mereka lawan adalah skenario Tuhan.

Dan kini satu persatu para penentang Ahok mulai dibukakan aibnya. Mulai dari hakim mahkamah Patrialis Akbar yang tersangkut kasus korupsi. Patrialis yang dengan kesombongannya yakin Ahok akan dipenjara justru masuk ke penjara terlebih dahulu. Padahal tak ada yang menyangka kelas hakim seperti Patrialis yang selalu bersumpah atas nama Allah dengan jidat hitam bisa memakan uang haram dari hasil korupsi. Namun itulah skenario Tuhan, dia membuka aib orang yang menentang kebenaran.

Lalu ustad ganteng Al Habsyi yang sempat mengatai Ahok dengan sebutan iblis. Yang bahkan malaikat yang suci dari dosa saja tak melaknati non muslim seperti dirinya. Saat ini Tuhan bukakan aibnya pada istri pertama dan masyarakat luas. Bahwa selama bertahun-tahun ini dia menikahi janda bernama Yuyun tanpa persetujuan istri pertama. Padahal sebelum menikah ustad Al Habsyi janji tak akan berpoligami dan mengkhianati sang istri. Sekali lagi kita lihat skenario Tuhan membuka aib orang yang mengaku paling suci hingga mengatai manusia lain dengan sebutan iblis. Sekarang kita jadi tahu siapa sebenarnya yang memiliki kemiripan sifat dengan iblis.

Selanjutnya adalah Ridho Rhoma, anak pedangdut terkenal Rhoma Irama. Di mana sebelumnya Rhoma sangat yakin Ahok menistakan agama malah kini dibuat kaget dengan anak kesayangannya yang melalaikan ajaran agama. Islam yang mengajarkan menjauhi narkoba apalagi memakainya. Malah narkoba dipakai sejak 2 tahun yang lalu oleh anaknya. Apakah ini namanya bukan penistaan agama yang sesungguhnya bang Rhoma?

Anehnya ketika para penentang Ahok satu persatu terbuka aibnya, kelompok mereka sepi-sepi saja. Kalau sebelumnya Yusuf Manshur menangis sesegukan dengan tagline “jangan ditiru” saat Nusron membela Ahok, kenapa saat ini dia terdiam saat orang-orang sok suci melakukan perbuatan kotor yang tak patut diritu siapapun. Kalau sebelumnya Aa Gym mengumbar berbagai tweet mengenai “akhlak, akhlak, akhlak”, kenapa sekarang diam seribu bahasa melihat terkuaknya akhlak bobrok dari pembenci Ahok. Ada apa dengan mereka sebenarnya? Benarkah mereka membela agama? Ataukah mereka membela kepentingan mereka?

Saya paham, tak ada kasus Ahok maka tak ada demo begilir. Tak ada pemasukan atau sumbangan dengan jumlah besar. Mungkin itulah yang memberikan semangat tersendiri bagi mereka untuk menjatuhkan Ahok. Tapi kalau ternyata ucapan Ahok adalah kebenaran seperti yang disampaikan Ishomuddin. Maka sejatinya mereka melawan kebenaran dari Tuhan. Dan biarlah Tuhan menghukum mereka

0 komentar:

Posting Komentar